Rabu, 08 Februari 2012

Artikel Tentang Tahun Baru


HIJRIAH VS MASEHI
Kalender hijriah merupakan kalender islam, Kalender ini dinamakan Kalender Hijriah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana terjadi peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 M (http://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Hijriyah). Di beberapa negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender Hijriyah juga digunakan sebagai sistem pertanggalan sehari-hari. Kalender Islam meng- gunakan peredaran bulan sebagai acuannya, berbeda dengan kalender biasa (kalender Masehi) yang menggunakan peredaran matahari. Akan tetapi dapat kita lihat penduduk Indonesia yang mayoritasnya umat islam justru tidak menggunakannya sebagai pertanggalannya. Jika membahas masehi vs hijriah maka yang terlintas dalam fikiran kita adalah mengenai tahun barunya.
Fenomena masa kini yang ada di Indonesia ini, yang menggambarkan meriahnya perayaan tahun baru masehi dari pada tahun baru islam, membuat timbul pertanyaan “kenapa seperti itu?”. Memang benar bahwa di Indonesia ini tidak hanya ada penduduk yang memeluk agama islam saja akan tetapi berbagai macam agama juga ada di Indonesia sebagaimana menjadi agama yang telah diakui oleh Negara. Mungkin hal ini yang merupakan salah satu alasan kenapa Indonesia tidak menggunakan kalender hijriah sebagai pertanggalannya. Akan tetapi betapa mirisnya kita lihat tidak hanya kaum non islam saja yang merayakan tahun baru masehi yang mana menurut kepercayaan mereka merupakan puncak dari acara natal (hari raya umat kristiani) “Umat Kristen menggunakan Kalender yang dinamakan Kalender Masehi. Mereka menggunakan penghitungan tahun dan bulan Kalender Julian, namun menetapkan tahun kelahiran Yesus atau Isa sebagai tahun permulaan (tahun 1 Masehi), walaupun sejarah menempatkan kelahiran Yesus pada waktu antara tahun 6 dan 4 SM.(http://griyawisata.com). Pada tahun 1582 M Paus Gregorius XIII juga mengubah Perayaan Tahun Baru Umat Kristen dari tanggal 25 Maret menjadi 1 Januari. Hingga kini, semua orang di seluruh dunia merayakan Tahun Baru mereka pada tanggal 1 Januari. Akan tetapi justru  banyak juga umat islam yang merayakan tahun baru masehi itu sendiri.
Lalu apakah alasan kaum islam yang merayakan tahun baru masehi itu sendiri?, ada yang mengatakan sebagi rasa syukur, ada juga yang mengatakan hanya untuk hura-hura saja, dan ada pula yang mengatakan hanya ikut-ikutan saja. Apakah itu bisa dikatakan suatu alasan?, bukankah dalam Al-Qur’an ALLAH telah melarang hambanya melakukan apa yang tidak diketahuinya sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ : 36 yang artinya “Dan janganlah kamu mengikuti apa yg kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya akan diminta pertangggung- jawabannya”. Dan ada pula hadits yang berbunyi, artinya: Ibnu Taimiyah berkata bahwa Abu Dawud telah meriwayatkan sebuah hadits hasan dari Ibnu ‘Umar, ia berkata bahwa Rasulullah  bersabda :“Barang siapa meniru suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka.”
Tanya hati nurani kita masing-masing, apakah pantas saya melakukan itu?, apa alasan saya hingga saya mengikutinya?. Hati tidak pernah berbohong maka ia akan menjawab dengan jujur.
Mungkin umat islam masa kini terutama di Indonesia tidak banyak yang merayakan tahun baru hijriah dikarenakan banyak yang tidak tahu bagaimana kisah tahun baru hijriah itu sendiri. Adapun tahun baru hijriah adalah pada bulan muharram. Kata muharram berasal dari kata “harrama” yang mengalami perubahan bentuk menjadi “yuharrimu-tahriiman-muharraman-muharrimun“. Bentukan “muharraman” berarti yang diharamkan. Apa yang diharamkan di sini?, yakni :perang atau pertumpahan darah!. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat  At Taubah ayat 36 :“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah sebagaimana disebut di Kitabullah ada 12 bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, dan terdapat 4 bulan di dalamnya merupakan bulan yang diharamkan”. Membicarakan bulan Muharram pasti tidak akan lepas dari peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 M. Hijrah itu sekaligus menjadi tonggak awal dimulainya kalender Islam. Ini artinya hijrah Rasulullah SAW beserta para sahabatnya ke Madinah telah berumur 1433 tahun. Sebuah peristiwa bersejarah yang patut dikenang dan bisa menjadi proses transformasi spiritual. Di dalamnya terkandung makna dan keteladanan untuk sebuah pengorbanan sejati yang mengapresiasikan perlawanan akan kebathilan sekaligus sikap konsisten mengedepankan kepentingan misi dari kepentingan apa pun, agar ia tetap lestari dan terjaga dari kepunahan meski karenanya harus berdarah-darah, meninggalkan negeri, harta, sanak dan lain-lain.
Sedangkan tahun baru masehi yakni  pada bulan januari. Januari me- rupakan nama bulan yang diambil dari nama dewa romawi yakni Janus. Ada dua alasan mengapa tahun baru masehi ditetapkan pada bulan januari yakni,  Januarius (Januari) dipilih sebagai bulan pertama, karena dua alasan. Pertama, diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua ini, satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus. Sehingga diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru. Kedua, karena 1 Januari jatuh pada puncak musim dingin. Di saat itu biasanya pemilihan consul diadakan, karena semua aktivitas umumnya libur dan semua Senat dapat berkumpul untuk memilih Konsul. Di bulan Februari konsul yang terpilih dapat diberkati dalam upacara menyambut musim semi yang artinya menyambut hal yang baru. Sejak saat itu Tahun Baru orang Romawi tidak lagi dirayakan pada 1 Maret, tapi pada 1 Januari. Tahun Baru 1 Januari pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM.( http://griyawisata.com).
Bagi kaum muslimin yang hendak merayakan tahun baru hijriah hendaknya dilakukan dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan yang islami atau kegiatan yang lebih bermanfaat. Jangan pula merayakannya ala umat masa kini yakni menyalakan kembang api dan meniup trompet serta pesta-pesta lainnya yang tidak bermnfaat.  

Irma Yanti, Fakultas : Pertanian, Jurusan  : Agribisnis Universitas Andalas




cerita q..


AKU SANG PEMIMPI
(KEGAGALAN ADALAH GURU…..???)
 

Ku tertunduk lesu, berjalan tanpa tujuan. Mata berkaca-kaca tak sanggup lagi menahan turunnya bening Kristal  yang akhirnya membasahi pipiku.
“bodoh!!dasar bodoh!!,kenapa aku harus menangis??apa karena aku wanita??!”gerutuku dalam hati.
Karena lelah berjalan akhirnya ku duduk di atas batu besar di  bawah pohon yang cukup rindang. Mataku masih sembab karena menangis sepanjang perjalanan. Aku merenungi apa yang telah aku lakukan tadi. Tiba-tiba datang sesosok wanita menghampiriku.
“haii,,,,ngapain bengong di bawah pohon?, sendiran lagi!”.
Ku tak menjawab pertanyaannya,aku hanya mengerutkan keningku.
“lagi ada masalah ya,,,,,,?,cerita dong,,,,?”. Dengan lembut Tasya merayuku,itulah sahabat karibku Tasya Ralita,anak orang kaya tapi tidak sombong dan selalu baik pada semua orang. Ku kembali tertunduk,dan mencoba menahan bening Kristal yang siap menetes dari mataku.
“La,,,,,,cerita dong,,,,,gimana aku bisa bantu kamu, kalau kamu diam terus dan ngak  mau ceriatin masalah kamu,,,,,”.
“aku ngak lagi ada masalah kok!”jawab ku dengan nada seakan tidak ada masalah yang sedang aku hadapi.
“mmmm,,,,,itulah kamu,ngak pernah mau jujur,termasuk sama hati kamu sendiri”Tasya tersenyum kecil.
“emang benar lho,,,,,aku lagi ngak ada masalah,,,,,,”aku mencoba terus menutupi.
“ya udah dech kalau kamu ngak mau cerita”Tasya membalikkan badan seraya berjalan menjauh dari tempat di mana aku duduk. Ku pandangi Tasya yang terus berjalan dan sedikit pun tidak ada  menoleh ke belakang.
“Tasya!!!”ku berlari mengejar Tasya dan memeluknya sambil menangis.
“ma’afin aku ya sya,,,,,,kamu memang sahabat terbaikku. Sya,jujur,,,,aku memang lagi ngak ada masalah,tapi aku sedang memikirkan sesuatu,,,,,,”.ku coba menjelaskan dengan napas terengah-engah karena berlari dan menangis.
“terus,,,,,,,,sebenarnya apa yang kamu pikirkan sampai buat kamu kaya gini,,,,,,,,??”.
Akhirnya aku ceritakan semua apa yang aku pikirkan,dan aku pun lega karena semua yang membuat penat pikiranku telah aku ungkapkan semuanya pada Tasya. Tasya hanya tersenyum kecil dan berkata “oh,,,,,jadi itu yang membuat sahabatku ini bersedih,,,,,,,,.La,asal kamu tahu ya,,,,,ngak semua orang yang berhasil itu bermodalkan pintar, banyak kok orang yang sukses tapi dia tidak pintar, bahkan orang yang tidak berpendidikan tapi bermodal keinginan yang kuat,usaha yang tak kenal kata putus asa!”.
Setelah mendapat nasehat dari Tasya akhirnya aku merasa tenang dan tak lagi menganggap kekuranganku sebagai penghalang atas kesuksesanku. Esok harinya aku berjalan melintasi suatu tempat perlombaan. Aku melihat seseorang yang dengan bangga mengangkat tropi yang dia dapatkan dari kemenangannya. Aku berhenti sejenak mengamati suasana di sana.
“andai aku yang mendapatkan tropi itu,,,,,,,.Ah!banyak mengkhayal itu hanya mimpi!”gumamku. tiba-tiba ada seseorang yang tidak aku kenal datang menghampiriku.
“haii,,,,,perkenalkan nama ku cika,kamu Keysla kan,,,,?”sapanya sambil memperkenalkan diri dan dia juga menyebutkan namaku.
“eeemmm,,,iya aku Keysla,dari mana kamu tahu namaku?”tanyaku heran.
“tenang saja,aku bukan dukun dan sejenisnya kok!,aku tahu nama kamu dari Tasya”.
“oh………..”.ku hanya tersenyum kecil.
Dia mengajakku berjalan-jalan di tempat yang ramai orang,tepatnya tempat perlombaan yang aku lihat tadi. Dia banyak bercerita tentang pengalamannya mengikuti berbagai macam pertandingan,dari yang berbasis pelajaran,olah raga dan juga seni. Pengalaman yang benar-benar mengasyikan dan membuat bangga tak hanya diri sendiri tapi juga orang tua. Dia juga sempat mendaftarkan aku mengikuti salah satu perlombaan tapi aku menolaknya,walaupun sebenarnya aku sangat ingin mengikuti lomba itu,aku takut,takut jikala apa yang aku harapkan tidak tercapai,aku sangat takut jika aku kalah,aku tak percaya akan kemampuanku sendiri.
Seminggu kemudian aku mencoba mengikuti berbagai perlombaan karena aku juga ingin merasakan menjadi juara atau pemenang suatu perlombaan. Berbagai cara, strategi, persiapan dan latihan aku lakukan. Tapi apakah yang aku dapatkan,,,,,,,,,,,,,,,,?.GAGAL!!!. itulah kata yang aku dapatkan bukan juara atau sorak bahagia kemenangan. Aku sangat kecewa dan terpukul atas apa yamg telah aku usahakan dengan susah payah tetapi tidak mendapatkan hasil sesuai yang aku inginkan.
“sabar ya La,,,,,.dalam perlombaan itu memang harus ada yang kalah dan ada pula yang menang”.Tasya menyemangatiku. Ku tak berkata apa-apa,aku hanya diam menahan rasa kecewaku. Dan segera melangkah pergi meninggalkan tempat yang bagiku sangat memuakkan dan membuat sakit hati itu .
Dalam perjalanan pulang aku menjumpai seorang cowok yang seumuran denganku duduk di tepi sungai sambil memandangi indahnya pemandangan hijau padi yang subur yang berada di seberang sungai. Dengan tidak bermaksud mengganggu ketenangannya aku duduk tidak begitu jauh darinya. Saat aku duduk pandangannya beralih ke arahku. Aku menundukkan kepala dan berniat pergi karena aku takut jika  aku tetap di sana aku akan mengganggu ketenangannya. Tapi ternyata aku salah menilainya,dia melihat ke arahku bukan karena merasa terganggu,tetapi karena ingin menanyai ku.
“haii,,,,,.ngapain di situ?”dia bertanya dengan lembut. Aku tidak mengeluarkan sepatah katapun. Kemudian dia bertanya kembali “lagi ada masalah ya,,,,,,,,,,,?”.
“iya,,,,,,,,,,,,”jawabku lirih. Akhirnya aku ceritakan semua masalah kegagalanku padanya,seorang cowok yang tidak pernah aku kenal itu. Dia hanya tersenyum kecil mendengar semua ceritaku.
“kamu bukan orang yang gaga!!kamu adalah orang yang sedang berada di awal kemenangan yang mencoba merintis kemenangan abadi dari suatu pengalaman yang berharga yakni kegagalan. Kamu beruntung berani mencoba menguji kemampuanmu dengan berkompetisi walau pun mendapat kegagalan,kamu sebenarnya adalah seorang pemberani yang berani mencoba tantangan untuk mengalahkan kegagalan dengan usahamu. Tidak seperti aku yang sama sekali belum pernah menguji kemampuanku untuk berkompetisi,bahkan aku takut gagal sebelum aku mencobanya!. Tetap semangat dan jangan pernah putus asa,coba ,coba ,coba dan terus di coba sampai mendapatkan hasil yang kamu inginkan”.
Aku terdiam mendengarkan nasehat dari orang yang tidak pernah aku kenal itu. Setelah kejadian itu aku mencoba untuk menjadi sang pemimpi yang tak hanya sekedar mimpi. Aku selalu mengikuti perlomba dan juga kegiatan yang bisa aku lakukan untuk menggapai mimpiku walau terkadang kegiatan yang aku jalankan itu tidak membuahkan hasil yang sempurna dan bahkan ada yang gagal,aku jadikan itu sebagai pelajaran untuk introspeksi diri menjadi yang terbaik. Akulah sang pemimpi yang tak hanya sekedar bermimpi yang tak takut gagal karena gagal adalah awal dari kemenangan.
SEKIAN